Entah harus mulai dari mana, karena ini adalah perjalanan yang sangat panjang. Cerita tentang seorang perempuan yang peduli kepadaku seperti ibuku. Dia periang, lucu dan terkadang berbuat hal aneh agar suasana menjadi hangat kembali.
Perempuan kuat yang selalu bisa tersenyum dikala bebannya sangat berat. Perempuan hebat yang selalu berbuat baik meskipun orang lain terkadang berbuat jahat kepadanya. Perempuan yang selalu bersenang-senang seperti anak kecil, bermain, bertingkah lucu dan mentertawakan hal yang biasa.
Dia adalah perempuan yang memilih untuk menemaniku selama hampir 7 tahun. Benar-benar selalu menemaniku, memberikan dukungan, membantu dan menghiburku selama ini. Aku merasa menjadi orang yang paling beruntung bisa bersamanya.
7 tahun itu bukan waktu yang sebentar, banyak cerita dan kenangan yang sudah kami alami. Saat sedih, senang dan bahkan terpuruk sekalipun. Semua itu menadi cerita dan kenangan yang selalu mewarnai hari-hari kami. Bahkan aku tidak khawatir tentang hari esok dan apapun yang akan terjadi nantinya. Karena kami sudah pernah merasakan itu semua..
Tapi...
Mungkin ini salahku, menjadi seseorang yang selalu berlari kedepan padahal selalu ada seseorang yang mendorongku di belakang. Mungkin ini salahku, yang selalu melihat ke atas padahal selalu ada seseorang di sampingku yang bersedia bersama apapun keadaanya. Mungkin ini salahku, Aku tidak menyadarinya.
Aku tidak menyadarinya..
Semua hal yang aku lakukan tidak pernah sekalipun akan khawatir akan hal buruk yang akan terjadi nantinya. Karena aku percaya, hari esok dan hal-hal baik dan hal buruk akan berjalan seperti biasanya.
Hingga saat itu terjadi aku menyadarinya, tangannya yang tidak lagi mendorongku dan kepalanya yang tidak lagi bersandar di bahuku. Saat aku menyadarinya ternyata dia sudah tidak ada bersamaku. Sesaat aku melihat perjalanan panjang yang sudah dilalui. Jalan itu menceritakan seseorang yang saat ini tidak lagi bersamaku.
Aku tidak menyadarinya dia mendorongku ke titik ini meskipun ia terjatuh. Aku tidak menyadari bebannya yang dia tanggung. Aku tidak pernah berpikir sekalipun ini akan terjadi karena semua berjalan seperti biasanya.
Untuk pertama kalinya aku menoleh kebelakang dan menyadari semua itu. Ternyata senang dan tertawanya dia yang lalu sudah tidak ada. Aku hanya melihat air mata yang terus berjatuhan dari wajahnya.
Entah kenapa dada ini terasa sesak dan kaki ini tidak bisa lagi melangkah. Aku sangat ini menariknya agar bisa kembali bersamaku. Tapi berat rasanya kaki ini untuk bergerak, tangan ini untuk sekedar memegang tangannya dan mulut ini untuk berkata setidaknya untuk mengatakan "percaya padaku".
Semuanya sudah terlambat, semuanya sudah terlalu berat. Andai saja aku menyadarinya sejak dulu mungkin semuanya tidak akan seperti ini. Tapi kini jalannya sudah terbagi dua, kita kini berada di jalan yang berbeda. Sesuatu hal yang sangat berat sudah putuskan oleh kami berdua dengan senyuman. Kedepannya mungkin akan ada lebih banyak senyum dan hal bahagia bagi kita berdua.
Terima kasih..
Mungkin ini semua tidak akan terjadi jika dulu aku tidak bertemu..